Siapapun yang berkunjung ke Aceh, pasti ingat dengan salah satu
kuliner terkenal dari Aceh, Mie Aceh. Dan menemukan mie Aceh yang enak di Banda
Aceh, jelas menjadi satu tantangan tersendiri. Bukan karena tak banyak yang
menjual, tapi justru karena sangat banyak yang menjualnya.
Nama-nama seperti Mie Simpang Lima, Mie Rajali, atau Mie
Lala, adalah nama yang standar dikenal oleh para wisatawan. Tapi sebagai salah
satu mieholic, dan warga lokal, saya punya beberapa tempat kesukaan
untuk menikmati mie aceh. Ya, anda tidak salah baca, beberapa tempat, bukan
satu saja. Masing-masing tempat punya andalan varian olahan mie aceh yang
berbeda.
1. Mie Turis.
Tak susah mencarinya. Letaknya dekat dengan asrama Haji dan
Polda Aceh. Berada di salah satu jalan utama kota Banda Aceh, Jln. T. Nyak
Arif, Warung mie yang sudah berusia lebih dari 10 tahun ini menyajikan hampir
seluruh varian olahan mie Aceh. Mie Aceh Seafood adalah menu pilihan saya untuk
dicicipi di warung Mie Turis ini. Bumbu yang ringan tapi padat rasa
rempah-rempah khas mie Aceh, dikombinasikan dengan udang dan cumi-cumi
memberikan perpaduan rasa pedas rempah-rempah dan manis dari seafood. Bahan
baku pilihan yang segar menjamin rasa yang stabil.
2. Mie Pak Uus.
Gerai kecil sederhana milik seorang bapak tambun berkumis
besar ini letaknya tepat di dekat jempatan penyeberangan tak jauh dari Asrama
Haji Banda Aceh. Berseberangan dengan Mie Turis. Tapi warung kecil ini bukan
pemain baru. Sudah lebih dari dua puluh tahun, Mie Rebus Pak Us menjadi menu
legenda bagi banyak penyuka mie rebus. Tidak lepas dari aroma rempah khas mie
Aceh, Pak Us menyajikan mie rebus Aceh dengan kuah kaldu kerang. Mienya tidak
bertabur udang atau ragam seafood lainnya, karena hanya ada beberapa potong
udang dan cumi. Proporsi udang dan cumi, serta kuah kaldu kerang sudah diatur
untuk menciptakan komposisi rasa yang ideal. Tidak ada aroma yang terlalu kuat
menekan aroma lainnya, sehingga mie rebus Aceh ala warung Mie Pak Us ini terasa
seimbang.
3. Mie Andista.
Lokasinya tak jauh dari Rumah Sakit Kesdam, Kuta Alam, Banda
Aceh. Mie pilihan saya disini adalah Mie Goreng Ekstra Pedas. Itu yang menjadi
menu kesukaan saya di warung mie Aceh ini. Berbeda dengan mie ekstra pedas
ditempat lain, yang sering kehilangan keseimbangan rasa, sehingga yang terasa
hanya pedas saja. Disini, pedasnya dahsyat, tapi rasa lainnya juga muncul.
Ditambah lagi dengan bonus suiran ayam goreng, sensasi makan mie Aceh ekstra
pedas menjadi salah satu ‘perjalanan’ rekreasi kuliner yang menyenangkan. Bayangkan
20 menit menikmati hidangan pedas, super pedas, disela-sela rutinitas
pekerjaan, atau jalan-jalan. Sesuatu yang sangat layak di coba.
4. Mie Daging di Starjazz.
Tempat ini hanya warung kopi bergaya semacam cafe, warung yang biasa ditemukan sekarang bertaburan di Banda Aceh. Lokasinya tak jauh dari Sp. Surabaya. Menyediakan koneksi
wifi, dan televisi serta layar lebar untuk nonton bola. Nyaris di tengah-tengah kalau dihitung
dari sudut-sudut kota Banda Aceh. Tapi gerai mie Aceh di warung kopi ini, tidak
biasa.
Banyak tempat yang menyediakan mie daging. Dan sering
hasilnya adalah mie dengan setumpuk daging, berlebihan dengan keseimbangan rasa
yang buruk. Sering yang terjadi adalah makan daging dengan mie, bukan makan mie
dengan daging. Tapi disini, mie dan daging memiliki proporsi perbandingan yang
sangat baik. Meskipun hampir dalam setiap suapan selalu ada daging, tapi rasa
khas mie Acehnya tetap kuat. Bukan hanya itu, dengan sangat pintar mienya
dibuat tidak terlalu kering, sehingga kombinasi sedikit kuah dan kaldu daging,
menciptakan saus yang melapisi mie, dan memberikan citarasa tersendiri saat
menyantapnya.
5. Mie Cek Mun Bireuen.
Lokasinya di Ulee Kareng, jalan Kebun Raja. Tepat diseberang pintu belakang Solong Ulee Kareng. Di sini, kesukaan saya adalah mie goreng basahnya. Mie tumis kata orang jawa. Mendeskripsikannya agak susah, tapi cara gampangnya satu, sebut saja enaknya pakai banget.
Sangat menarik, mudah2an bisa mengunjungi tempat2 diatas :)
ReplyDelete